Dodol Nanas Jambi |
Sejarah Industri Olahan Nanas di Desa Tangkit
Begitu sampai, pengunjung akan disambut oleh tugu yang berbentuk menyerupai Monas, tapi di bagian atasnya dibuat seperti nanas. Lalu, hamparan perkebunan yang luas turut memanjakan mata. Sekitar 800 hektar dari 1.800 hektar luas lahan di desa itu ditanami buah yang bernama latin Ananas Comulus. Dulu daerah ini adalah rawa, tapi kemudian dirubah menjadi kebun. Menurut warga, karakteristik tanah gambut di Desa Tangkit sangat cocok untuk tempat membudidayakan nanas.
Petani Panen Nanas |
Tanaman dengan buah berbentuk lonjong, bersisik dan memiliki rasa manis keasam-asaman itu bisa tumbuh di dataran rendah gambut pada ketinggian 20 mdpl. Dalam setahun, ada sekitar 564 kuintal nanas yang dihasilkan desa ini. Karena hasil perkebunan melimpah, masyarakat yang tinggal di daerah dengan julukan Desa Emas Sejuta Nanas itu memanfaatkannya untuk membuat jajanan berbahan utama buah nanas.
Jadi, tak mengherankan bila andalan utama desa tersebut adalah industri olahan nanas. Sebagian besar masih berbentuk industri rumahan. Bukan hanya pria saja, kaum wanita pun turut berperan dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan membuat berbagai olahan nanas, baik berupa dodol, manisan, selai dan keripik. Hasil produksinya dijual di pasar, tokoUKM, swalayan dan supermarket yang ada di Kota Jambi.
Berbicara soal produk olahan nanas, tidak terlepas dari sejarah yang mengawalinya. Dulu, hasil perkebunan nanas memang sangat melimpah hingga pasar tidak mampu menampungnya. Itu mengakibatkan banyak buah yang busuk dan terbuang sia-sia. Buah-buah nanas itu akhirnya menjadi sampah di sepanjang jalan Desa Tangkit dan tentu saja menimbulkan aroma yang kurang sedap.
Dari situ, para warga berinisiatif untuk membuat olahan dari nanas seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Sembilan belas tahun yang lalu, yakni pada 1998-an mulai bermunculan industri rumahan yang memproduksinya.
Kini, dodol dan aneka camilan dari nanas menjadi kebanggaan warga yang tinggal di sana. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan terus bertambah dan produksi semakin ditingkatkan. Pengiriman ke beberapa kota pun terus dilakukan.
Pelanggan mereka tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga berbagai negara di dunia. Biasanya, para pelanggan langsung datang ke pusat produksinya, yaitu di Desa Tangkit untuk membeli dodol dari nanas itu. Selain bisa memilih sendiri, mereka juga akan diperlihatkan bagaimana pengrajin menyulap buah berwarna kuning itu menjadi produk kemasan berupa dodol nanas Jambi.